Communication climate
The foundation of personal relationships
Suasana hubungan antar persona bukanlah sesuatu yang dapat dilihat atau diukur secara jelas. Namun, semuanya adalah gambaran keseluruhan dari feeling, atau mood emosi antara orang. Komunikasi hubungan antar persona membentuk suasana dalam hubungan personal-perasaan hangat atau dingin, kenyamanan ataukan kegelisahan, aman atau tidak aman. Hal ini sangat penting dalam membentuk hubungan antar persona.
Elemen:
Investment
Kita berinvestasi sesuatu dalam menjalin hubungan antar persona, baik waktu, biaya, tenaga, dan pikiran. Dengan berinvestasi-kita membentuk hubungan antar persona yang baik dan kuat. Kita tidak dapat kembali ke masa kita berinvestasi tersebut dan tidak dapat menemukannya lagi. Sehingga, jika kita memutuskan hubungan dengan seseorang-maka kita menghilangkan investasi kita dengan orang tersebut. Hal ini juga menjadi masalah ketika dalam suatu hubungan, satu pasangan berinvestasi lebih daripada pasangan yang lainnya-sehingga orang tersebut akan merasa bersalah. Karena ketidakseimbangan ini, perasaan ketidaksamaan mengerosi rasa kepuasan. Sehingga, tidak mengherankan, jika komunikasi dipengaruhi oleh perasaan ketidakseimbangan. Patner yang merasa mereka berinvestasi tidak sama-maka mereka cenderung bersikap tidak terbuka dan komunikasinya tidak suportif.
Commitment
Hal yang terpenting setelah investasi adalah komitmen. Komitmen ialah sebuah keputusan untuk mempertahankan hubungan. Komitmen bukanlah sebuah perasaan/feeling namun merupakan sebuah keputusan. Penanda dari sebuah komitmen adalah perkiraan tentang masa depan. Dalam sebuah hubungan yang berkomitmen akan memperkirakan tentang kehidupan bersama antara pasangan. Dan tidak seperti nafsu atau ketertarikan yang terjadi di awal hubungan- komitmen ini akan mengubungkan pasangan bersama di masa depan. Oleh karena paangan yang berkomitmen memutuskan untuk mempunyai hubungan yang berkelanjutan-mereka akan berusaha memperthankan hubungan itu ketika mereka menghadapi waktu yang keras. Ketika mereka mempunyai banyak masalah dalam hubungan-mereka tidak akan mengakhiri begitu saja hubungan tersebut, tapi mereka berusaha menyelesaikan permasalahan itu.
Trust
Landasan ketiga dalam menciptakan hubungan yang sehat adalah kadar kepercayaan yang tinggi antara pasangannya. Kepercayaan meliputi kepercayaan terhadap reliabilitas dari orang lain (seseorang akan melakukan apa yang telah dijanjikannya). Dan secara emosional percaya akan kelanggengan hubungan yang terjalin. Kepercayaan tidak serta merta datang-tetapi datang secara bertahap, bahwa kita belajar untuk mempercayai seseorang jika orang tersebut menunjukkan bahwa dia dapat dipercaya. Orang belajar saling mempercayai dengan berkomunikasi saling jujur dan menghargai pandangan masing-masing. Mereka menunjukkan bahwa mereka care/perhatian dengan pasangannya dan berkeinginan untuk membuat kebutuhan berinvestasi agar dapat memahami pikiran dan perasaan orang lain. Kepercayaan sangat penting dalam close relationship karena dengan percaya berarti kita mengambil resiko akan apa yang akan terjadi nantinya dengan orang lain. Kita menjadi terbuka kepada orang lain hanya jika kita merasa kita dapat menjamin orang tersebut untuk menjaga kepercayaan kita, memberikan perhatian dan kesejahteraan pada kita.
Self disclosure
Dengan adanya self-disclosure, dapat membangun dan mereleksikan kepercayaan antara seseorang dengan yang lainnya. Self disclosure adalah menyatakan/menceritakan informasi tentang diri kita yang umumnya tidak diketahui orang lain. Self disclosure merupakan ukuran pokok dalam keterbukaanm setidaknya antara orang yang serumpun. Ketika self disclosure diikiuti dengan adanya pengertian dan kepercayaan diri maka kepercayaan akan tumbuh. Ketika hubungan awal berkembang maka timbale balik akan disclosure sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan rasa kepercayaan sedang tumbuh dan dipelajari antara satu dengan yang lainnya. Namun ketika rasa kepercayaan itu telah datang-maka kebutuhan untuk mencocokkan disclosure itu berkurang. Patner dalam hubungan yang lebih stabil, tidak perlu memberikan balasan tentang disclosure secara langsung dan hal itu berbeda dengan seorang yang baru dalam hidup kita (kenalan). Namun, hal itu tentu saja terdapat perkecualian terhadap pola umum ini. Orang berbeda dalam berapa besar mereka menerapkan self disclosure, sehingga jumlah yang absolute dalm disclosure bukanlah standar yang pasti dalam ukuran kedekatan.
Walaupun, sebagian besar dari kita memberikan informasi personal dalam hubungan dekat, namun tidak semua orang terbuka secara sama ataupun dalam cara yang sama seperti yang lainnya. Perbedaann kultur membentuk kecenderungan tentang bagaimana ukuran disclosure kita. Orang yang besar dan tumbuh di Indonesia berbeda dengan orang yang besar di Amerika tentang standar disclosure mereka. Gender juga dipandang sebagai salah satu hal yang ikut mempengaruhi tentang bagaimana dan seberpa besar orang akan terbuka.
Comfort with relational dialectics
-autonomy/ connection
Semua teman dekat atau pasangan romantic kadangkala menginginkan menjadi orang yang mempunyai otonomi, menjadi independent, atau mempunyai keterhubungan. Namun, pada satu waktu juga orang tersebut juga merasakan keinginan untuk menjadi independen. Kita ingin mengetahui individu kita tanpa terusik oleh hubungan yang ada dengan orang dekat kita. Misalnya, kita merasa senang dan nyaman ketika kita bekerja dengan team work kita di kantor. Namun, dalam satu waktu kita juga ingin mengerjakan pekerjaan sendiri dan menjadi independen.
-novelry/predictability
Hal ini menjadikan kita menginginkan rutinitas, kekeluargaan dan menginginkan sesuatu yang baru dalam hubungan. Semua dari kita membutuhkan beberapa dari rutinitas untuk membuat aman dan dapat memprediksi akan apa yang terjadi. Namun, terlalu banyak kebiasaan dan rutinitas juga membuat kita boring-jadi adalah sangat alamiah untuk mencari pengalaman yang baru.
-openness/closedness
Factor yang ketiga ini membuat kita berada antara menginginkan komunikasi yang terbuka dan di satu sisi juga membutuhkan tingkat privasi, bahkan juga dengan orang dekat kita. Dengan orang terdekat kita, kita ingin membagi cerita/hal yang paling dalam dari diri kita-namun, di bagian yang lain kita juga menginginkan adanya daerah privasi bagi diri kita-dan ingin agar pasangan kita menghormati hal tersebut. Beberapa pasangan setuju untuk tidak membicarakan masalah tertentu, seperti uang dan agama. Walaupun mereka terbuka dalam banyak topic yang lainnya. Banyak orang berpendapat bahwa hubungan intim sama dengan terbuka secara penuh dan jujur, namun dalam kenyataannya banyak perasaan yang sama sekali tidak dapat terteahankan. Bukan hal yang salah ketika kita membutuhkan privasi, tidak berarti hubungan kita tersebut berada dalam masalah. Hanyalah menunjukkan bahwa kita mempunyai kebutuhan normal untuk terbuka dan tertutup dalam hidup kita dan dalam hubungan kita.
RESPONDING TO DIALECTICS
-neutralization
Adalah menegosiasikan keseimbangan antara dua kutub dalam dialektika. Hal ini meliputi kompromi dimana setiap kebutuhan tercukupi namun tida ada diantara kebutuhan tersebut yang sangat terpuaskan. Pasangan yang melakukan hal ini maka mereka mempunyai keseimbangan yang hampir sesuai antara jumlah pemuasan diri/sesuatu yang baru dan rutinitas dalam hubungannya.
-selection
Yaitu hal dimana kita memberikan prioritas kepada salah satu kebutuhan dialektikal dan mengabaikan yang lainnya. Misalnya, adalah ketika teman kita memusatkan diri pada sesuatu yang baru dan menekan kebutuhan akan rutinitas. Beberapa pasangan beredar antara kebutuhan dialektikal, sehingga mereka memilih setiap satu halnya sebagai pengganti. Pasangan akan bersama dengan terus-menerus selama satu waktu dan kemudian menjadi otonomi untuk beberapa waktu.
-separation
Ketika kita memisahkan dialektikal, kita memberikan satu kebutuhan dialektikal untuk menentukan lingkungan interaksinya dan sebaliknya menolak kebutuhan dialektikal tersebut dalam aspek interaksi yang lain. Missal, teman yang sangat terbuka untuk banyak topic-namun mereka menghargai privasi satu dengan yang lainnya dalam satu atau dua area.
-reframing
Hal ini merupakan strategi yang kompleks dan transformatif, dimana pasangan mendefinisikan ulang kebutuhan yang bertentangan agar tidak saling berlawanan. Dengan kata lain, mereka menyusun ulang persepsi mereka dengan mendefinisikan ulang apa yang terjadi. Contoh dari reframing adalah memutuskan bahwa novelty dan predictability tidak saling bertentangan namun sebaliknya mereka saling
bersekutu.
• Confirming dan disconfirming climates
Hal ini sangat penting dalam membangun hubungan antar persona. Inti dari confirming adalah menilai. Kita tentu menginginkan jika kita dinilai dalam hubungan personal dan professional kita. Dalam hubungan yang mempunyai confirming climate-kita merasa dihargai dan dan dihormati. Interpersonal climate berada dalam rangkaian kesatuan dari confirming menjadi disconfirming. Kita sering merasa kurang konfirmasi saat kita baru mengenal seseorang. Namun ketika kita berdua sudah saling bercakap-cakap dan beinteraksi lebih-maka dia akan menilai kita, sehingga kita merasa lebih dikonfirmasi.
LEVEL OF CONFIRMING/DISCOFIRMING
- Recognizing that another person exists
Kita sering melakukannya dengan tindakan nonverbal (senyuman/memegang) dan komunikasi verbal (hello, apa kabar). Kita menolak mereka jika kita tidak mengakui kehadiran mereka. Contoh, cewek mendiamkan pacarnya-sehingga si cowok merasa tidak bernilai dan tak terlihat.
- Acknowledgment of what another feels, thinks, or says.
Secara nonverbal kita melakukannya dengan menganggukkan kepala atau membuat kontak mata untuk menunjukkan bahwa kita mendengarkan mereka. Dan secara verbal kita merespon secara langsung pernyataan orang yang berbicara. Kita menolak mereka jika kita tidak mengakui perasaan atau pemikiran mereka.
- Endorsement
Endorsement dilakukan dengan menerima perasaan atau pendapat orang lain bahwa hal itu benar/valid. Kita menolak orang jika kita tidak menerima perasaan dan pendapat mereka. Namun, endorsement tidak harus selalu dengan menunjukkan untuk mencoba menjadi jujur dengan orang lain.
• DEFENSIVE AND SUPPORTIVE CLIMATES
Defensive climate adalah jika tidak dikonfirmasi dalam komunikasi-maka kita merasa defensive dan berhati-hati yang menyebabkan kita tidak bisa terbuka dalam komunikasi. Sedangkan supportive limate adalah ketika kita menanggapi apa yang dikomunikasikan oleh orang lain-maka mereka akan merasa dikonfirmasi dan disukung, yang menyebabkan kita dapat berkomunikasi secara terbuka dengan mereka.
- Evaluation versus description
Kita cenderung merasa defensive ketika kita merasa bahwa orang lain menilai kita. Kita akan merasa memerlukan “psychologically safe” ketika kita menjadi target dari keputusan. Contohnya, “kamu seharusnya tidak melakukan itu”, “itu adalah keputusan bodoh”.
Komunikasi deskriptif tidak mengevaluasi orang lain atau apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Akan tetapi, hal itu menggambarkan tindakan tanpa menetapkan putusan. I language, menggambarkan apa yang diungkapkan seseorang berdasarkan pikiran atau perasaannya-akan tetapi hal itu tidak menilai yang lain. Contohnya, “aku berharap kamu tidak melakukan itu.”
- Certainty versus provisionalism
Kepastian dikomunikasikan melalui bahasa yang absolute dan dogmatic. Hal ini menyarankan bahwa disana ada satu dan hanya satu jawaban, point of view yang valid, atau course of action yang beralasan. Oleh karena kepastian berdasarkan hal yang benar maka hal ini menutup kemungkinan pembicaraan yang lebih jauh. Contohnya,” kamu tidak dapat mengubah pendapatku”. Komentar ini melukiskan certainty dan keengganan untuk meneruskan interaksi lain dengan orang lain. Hal lain dari certainty communication adalah ethnocentrism, adalah asumsi tentang budaya kita dan norma-norma yangada dalam budaya kta merupakan satu-satunya hal yang benar.
Provisionalism adalah berkomunikasi secara terbuka pada point of view yang lainnya. Ketika kita berbicara secara sementara/untuk sementara waktu, kita menyarankan bahwa kita mempunyai sudut pandang namun pendapat kita tidak tertutup. Kita memberikan sinyal bahwa kita ingin mempertimbangkan pendapat/alternative lain dan hal ini mendorong oang lain untuk menyuarakan pendapat mereka. Contohnya; “kemungkinan besar apa yang akan aku lakukan dalam masalah ini…”. Tentaviness menandakan bahwa mungkin saja ada hal lain yang lebih beralasan dan open mind-yang mengundang terjadinya komunikasi yang berkelanjutan.
- Strategy versus spontaneity
Sebagian besar dari kita akan berhati-hati ketika kita berpikir bahwa orang lain akan memanipulasi kita. Contohnya,” ingat bahwa aku telah membantumu pada ulangan fisika minggu lalu? Dengan adanya pembukaan seperti ini, maka kita dapat mencium adanya perangkap, dan kita menjadi defensive. Secara nonverbal maka kita akan mengirimkan strategi, seperti terdiam sejenak sebelum menjawab atau menolak.
Spontaneity adalah strategi untuk menyerang balik. Komunikasi ini terbuka, jujur, dan tanpa perencanaan. Contohnya,” maukah kau membantuku?” komunikasi ini cenderung asli dan tidak dibuat-buat.
- Control versus problem orientation
Seperti halnya strategi, komunikasi control berupaya untuk memanipulasi orang. Akan tetapi hal ini cenderung relative jelas dan seakan-akan mengandung niat jahat. Hal yang sering terjadi dalam hal ini adalakh ketika sesorang mendesak bahwa solusinya adalah yang paling benar dan harus menang. Defensive terjadi karena adanya pengartian bahwa seseorang menggunakan control pikirannya bahwa dia mempunyai mempunyai kekuasaan yang lebih, hak, dan kecerdasan yang lebih dibandingkan yang lainnya. Contohnya,”aku lebih suka Honda daripada mobil Ford yang kamu inginkan, dan ini adalah uangku-jadi terserah aku”.
Problem-oriented communication tidak memaksakan control pikiran. Daripada memaksakan kehendak, komunikasi ini lebih menawarkan pada solusi akan perbedaan pendapat. Contoh,” dalam hal ini kita berbeda pendapat tentang rencana liburan kita-lebih baik kita berdiskusi untk hal ini.” Manfaat dari komunikasi ini adalah lebih mengutamakan makna hubungan daripada tujuan individu yang berbeda dengan control.
- Neutrality versus emphaty
Orang cenderung menjadi defensive ketika orang lain bersikap netral saja/tidak menghiraukan. Adalah sangat wajar jika kita merasa tidak nyaman jika kita bercakap-cakap dengan orang yang dingin dan tidak ramah, apalagi jika kita sedang berbicara tentang masalah personal. Defensiveness kaang terjadi ketika orang yang diajak berbicara menarik diri dan tidak ramah. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya penghargaan dan peduli terhadap yang lainnya.
Empathy adalah sikap yang menghargai dan memperhatikan perasaan serta pendpat orang lain. Empathy tidak berarti harus diungkapkan denga persetujuan, tetapi, menyampaikan penerimaan terhadap orang lain dan menghormati pandangan mereka. Apalagi jika kiita tidak sependapat dengan pernyataan mereka, sangat penting sekali untuk berkomunikasi bahwa kita juga menghargai mereka.
- Superiority versus equality
Pasangan paling akhir dalam behavior affecting climate sangat berhubungan dengan tingkat hubungan dalam pemaknaan. contoh dari superiority adalah, “aku lebih baik darimu”. Adalah sangat dapat dimengerti jika kita tidak nyaman jika berbicara dengan orang bersikap seolah-olah dia sendiri yang paling bisa dalam hal apapun. Sehingga, pada akhirnya kita menjaga hati-hati harga diri kita terhadap orang yang sekiranya menganggap kecil arti kehadiran kita.
Sebaliknya, orang yang berkomunikasi dengan equality akan menyebabkan orang lain yang diajak berbicara merasa nyaman dan rileks. Dalam tingkat hubungan dalam pemaknaan, dengan bersikap equality maka menandakan bahwa kita menghargai dan menghormati mereka. Kita dapat terus mempunyai pendapat yang berbeda dengan mereka-tapi kita tetap menunjukkan bahwa kita menghargai pendapat mereka juga.
GUIDELINES FOR CREATING AND SUSTAINING HEALTHY CLIMATE
- Actively use communication to shape climate
Menggunakan aspek dalam komunikasi yang telah dijelaskan di atas untuk menyelesaikan masalah yang ada, seperti problem orientation dan tentavieness. Terkadang kita juga dapat menggunakan dialectical language untuk mengkomunikasikan diri.
- Accept and confirm other
Konfirmasi merupakan factor yang penting dalam komunikasi-dengan adanya konfirmasi maka seseorang akan merasa dihargai-sehingga dapat memebrikan self disclosure yang tinggi.
- Affirm and assert yourself
- Self-disclosure when appropriate
- Respect diversity in relationships
- Respond to other’s criticism constructively
The foundation of personal relationships
Suasana hubungan antar persona bukanlah sesuatu yang dapat dilihat atau diukur secara jelas. Namun, semuanya adalah gambaran keseluruhan dari feeling, atau mood emosi antara orang. Komunikasi hubungan antar persona membentuk suasana dalam hubungan personal-perasaan hangat atau dingin, kenyamanan ataukan kegelisahan, aman atau tidak aman. Hal ini sangat penting dalam membentuk hubungan antar persona.
Elemen:
Investment
Kita berinvestasi sesuatu dalam menjalin hubungan antar persona, baik waktu, biaya, tenaga, dan pikiran. Dengan berinvestasi-kita membentuk hubungan antar persona yang baik dan kuat. Kita tidak dapat kembali ke masa kita berinvestasi tersebut dan tidak dapat menemukannya lagi. Sehingga, jika kita memutuskan hubungan dengan seseorang-maka kita menghilangkan investasi kita dengan orang tersebut. Hal ini juga menjadi masalah ketika dalam suatu hubungan, satu pasangan berinvestasi lebih daripada pasangan yang lainnya-sehingga orang tersebut akan merasa bersalah. Karena ketidakseimbangan ini, perasaan ketidaksamaan mengerosi rasa kepuasan. Sehingga, tidak mengherankan, jika komunikasi dipengaruhi oleh perasaan ketidakseimbangan. Patner yang merasa mereka berinvestasi tidak sama-maka mereka cenderung bersikap tidak terbuka dan komunikasinya tidak suportif.
Commitment
Hal yang terpenting setelah investasi adalah komitmen. Komitmen ialah sebuah keputusan untuk mempertahankan hubungan. Komitmen bukanlah sebuah perasaan/feeling namun merupakan sebuah keputusan. Penanda dari sebuah komitmen adalah perkiraan tentang masa depan. Dalam sebuah hubungan yang berkomitmen akan memperkirakan tentang kehidupan bersama antara pasangan. Dan tidak seperti nafsu atau ketertarikan yang terjadi di awal hubungan- komitmen ini akan mengubungkan pasangan bersama di masa depan. Oleh karena paangan yang berkomitmen memutuskan untuk mempunyai hubungan yang berkelanjutan-mereka akan berusaha memperthankan hubungan itu ketika mereka menghadapi waktu yang keras. Ketika mereka mempunyai banyak masalah dalam hubungan-mereka tidak akan mengakhiri begitu saja hubungan tersebut, tapi mereka berusaha menyelesaikan permasalahan itu.
Trust
Landasan ketiga dalam menciptakan hubungan yang sehat adalah kadar kepercayaan yang tinggi antara pasangannya. Kepercayaan meliputi kepercayaan terhadap reliabilitas dari orang lain (seseorang akan melakukan apa yang telah dijanjikannya). Dan secara emosional percaya akan kelanggengan hubungan yang terjalin. Kepercayaan tidak serta merta datang-tetapi datang secara bertahap, bahwa kita belajar untuk mempercayai seseorang jika orang tersebut menunjukkan bahwa dia dapat dipercaya. Orang belajar saling mempercayai dengan berkomunikasi saling jujur dan menghargai pandangan masing-masing. Mereka menunjukkan bahwa mereka care/perhatian dengan pasangannya dan berkeinginan untuk membuat kebutuhan berinvestasi agar dapat memahami pikiran dan perasaan orang lain. Kepercayaan sangat penting dalam close relationship karena dengan percaya berarti kita mengambil resiko akan apa yang akan terjadi nantinya dengan orang lain. Kita menjadi terbuka kepada orang lain hanya jika kita merasa kita dapat menjamin orang tersebut untuk menjaga kepercayaan kita, memberikan perhatian dan kesejahteraan pada kita.
Self disclosure
Dengan adanya self-disclosure, dapat membangun dan mereleksikan kepercayaan antara seseorang dengan yang lainnya. Self disclosure adalah menyatakan/menceritakan informasi tentang diri kita yang umumnya tidak diketahui orang lain. Self disclosure merupakan ukuran pokok dalam keterbukaanm setidaknya antara orang yang serumpun. Ketika self disclosure diikiuti dengan adanya pengertian dan kepercayaan diri maka kepercayaan akan tumbuh. Ketika hubungan awal berkembang maka timbale balik akan disclosure sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan rasa kepercayaan sedang tumbuh dan dipelajari antara satu dengan yang lainnya. Namun ketika rasa kepercayaan itu telah datang-maka kebutuhan untuk mencocokkan disclosure itu berkurang. Patner dalam hubungan yang lebih stabil, tidak perlu memberikan balasan tentang disclosure secara langsung dan hal itu berbeda dengan seorang yang baru dalam hidup kita (kenalan). Namun, hal itu tentu saja terdapat perkecualian terhadap pola umum ini. Orang berbeda dalam berapa besar mereka menerapkan self disclosure, sehingga jumlah yang absolute dalm disclosure bukanlah standar yang pasti dalam ukuran kedekatan.
Walaupun, sebagian besar dari kita memberikan informasi personal dalam hubungan dekat, namun tidak semua orang terbuka secara sama ataupun dalam cara yang sama seperti yang lainnya. Perbedaann kultur membentuk kecenderungan tentang bagaimana ukuran disclosure kita. Orang yang besar dan tumbuh di Indonesia berbeda dengan orang yang besar di Amerika tentang standar disclosure mereka. Gender juga dipandang sebagai salah satu hal yang ikut mempengaruhi tentang bagaimana dan seberpa besar orang akan terbuka.
Comfort with relational dialectics
-autonomy/ connection
Semua teman dekat atau pasangan romantic kadangkala menginginkan menjadi orang yang mempunyai otonomi, menjadi independent, atau mempunyai keterhubungan. Namun, pada satu waktu juga orang tersebut juga merasakan keinginan untuk menjadi independen. Kita ingin mengetahui individu kita tanpa terusik oleh hubungan yang ada dengan orang dekat kita. Misalnya, kita merasa senang dan nyaman ketika kita bekerja dengan team work kita di kantor. Namun, dalam satu waktu kita juga ingin mengerjakan pekerjaan sendiri dan menjadi independen.
-novelry/predictability
Hal ini menjadikan kita menginginkan rutinitas, kekeluargaan dan menginginkan sesuatu yang baru dalam hubungan. Semua dari kita membutuhkan beberapa dari rutinitas untuk membuat aman dan dapat memprediksi akan apa yang terjadi. Namun, terlalu banyak kebiasaan dan rutinitas juga membuat kita boring-jadi adalah sangat alamiah untuk mencari pengalaman yang baru.
-openness/closedness
Factor yang ketiga ini membuat kita berada antara menginginkan komunikasi yang terbuka dan di satu sisi juga membutuhkan tingkat privasi, bahkan juga dengan orang dekat kita. Dengan orang terdekat kita, kita ingin membagi cerita/hal yang paling dalam dari diri kita-namun, di bagian yang lain kita juga menginginkan adanya daerah privasi bagi diri kita-dan ingin agar pasangan kita menghormati hal tersebut. Beberapa pasangan setuju untuk tidak membicarakan masalah tertentu, seperti uang dan agama. Walaupun mereka terbuka dalam banyak topic yang lainnya. Banyak orang berpendapat bahwa hubungan intim sama dengan terbuka secara penuh dan jujur, namun dalam kenyataannya banyak perasaan yang sama sekali tidak dapat terteahankan. Bukan hal yang salah ketika kita membutuhkan privasi, tidak berarti hubungan kita tersebut berada dalam masalah. Hanyalah menunjukkan bahwa kita mempunyai kebutuhan normal untuk terbuka dan tertutup dalam hidup kita dan dalam hubungan kita.
RESPONDING TO DIALECTICS
-neutralization
Adalah menegosiasikan keseimbangan antara dua kutub dalam dialektika. Hal ini meliputi kompromi dimana setiap kebutuhan tercukupi namun tida ada diantara kebutuhan tersebut yang sangat terpuaskan. Pasangan yang melakukan hal ini maka mereka mempunyai keseimbangan yang hampir sesuai antara jumlah pemuasan diri/sesuatu yang baru dan rutinitas dalam hubungannya.
-selection
Yaitu hal dimana kita memberikan prioritas kepada salah satu kebutuhan dialektikal dan mengabaikan yang lainnya. Misalnya, adalah ketika teman kita memusatkan diri pada sesuatu yang baru dan menekan kebutuhan akan rutinitas. Beberapa pasangan beredar antara kebutuhan dialektikal, sehingga mereka memilih setiap satu halnya sebagai pengganti. Pasangan akan bersama dengan terus-menerus selama satu waktu dan kemudian menjadi otonomi untuk beberapa waktu.
-separation
Ketika kita memisahkan dialektikal, kita memberikan satu kebutuhan dialektikal untuk menentukan lingkungan interaksinya dan sebaliknya menolak kebutuhan dialektikal tersebut dalam aspek interaksi yang lain. Missal, teman yang sangat terbuka untuk banyak topic-namun mereka menghargai privasi satu dengan yang lainnya dalam satu atau dua area.
-reframing
Hal ini merupakan strategi yang kompleks dan transformatif, dimana pasangan mendefinisikan ulang kebutuhan yang bertentangan agar tidak saling berlawanan. Dengan kata lain, mereka menyusun ulang persepsi mereka dengan mendefinisikan ulang apa yang terjadi. Contoh dari reframing adalah memutuskan bahwa novelty dan predictability tidak saling bertentangan namun sebaliknya mereka saling
bersekutu.
• Confirming dan disconfirming climates
Hal ini sangat penting dalam membangun hubungan antar persona. Inti dari confirming adalah menilai. Kita tentu menginginkan jika kita dinilai dalam hubungan personal dan professional kita. Dalam hubungan yang mempunyai confirming climate-kita merasa dihargai dan dan dihormati. Interpersonal climate berada dalam rangkaian kesatuan dari confirming menjadi disconfirming. Kita sering merasa kurang konfirmasi saat kita baru mengenal seseorang. Namun ketika kita berdua sudah saling bercakap-cakap dan beinteraksi lebih-maka dia akan menilai kita, sehingga kita merasa lebih dikonfirmasi.
LEVEL OF CONFIRMING/DISCOFIRMING
- Recognizing that another person exists
Kita sering melakukannya dengan tindakan nonverbal (senyuman/memegang) dan komunikasi verbal (hello, apa kabar). Kita menolak mereka jika kita tidak mengakui kehadiran mereka. Contoh, cewek mendiamkan pacarnya-sehingga si cowok merasa tidak bernilai dan tak terlihat.
- Acknowledgment of what another feels, thinks, or says.
Secara nonverbal kita melakukannya dengan menganggukkan kepala atau membuat kontak mata untuk menunjukkan bahwa kita mendengarkan mereka. Dan secara verbal kita merespon secara langsung pernyataan orang yang berbicara. Kita menolak mereka jika kita tidak mengakui perasaan atau pemikiran mereka.
- Endorsement
Endorsement dilakukan dengan menerima perasaan atau pendapat orang lain bahwa hal itu benar/valid. Kita menolak orang jika kita tidak menerima perasaan dan pendapat mereka. Namun, endorsement tidak harus selalu dengan menunjukkan untuk mencoba menjadi jujur dengan orang lain.
• DEFENSIVE AND SUPPORTIVE CLIMATES
Defensive climate adalah jika tidak dikonfirmasi dalam komunikasi-maka kita merasa defensive dan berhati-hati yang menyebabkan kita tidak bisa terbuka dalam komunikasi. Sedangkan supportive limate adalah ketika kita menanggapi apa yang dikomunikasikan oleh orang lain-maka mereka akan merasa dikonfirmasi dan disukung, yang menyebabkan kita dapat berkomunikasi secara terbuka dengan mereka.
- Evaluation versus description
Kita cenderung merasa defensive ketika kita merasa bahwa orang lain menilai kita. Kita akan merasa memerlukan “psychologically safe” ketika kita menjadi target dari keputusan. Contohnya, “kamu seharusnya tidak melakukan itu”, “itu adalah keputusan bodoh”.
Komunikasi deskriptif tidak mengevaluasi orang lain atau apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Akan tetapi, hal itu menggambarkan tindakan tanpa menetapkan putusan. I language, menggambarkan apa yang diungkapkan seseorang berdasarkan pikiran atau perasaannya-akan tetapi hal itu tidak menilai yang lain. Contohnya, “aku berharap kamu tidak melakukan itu.”
- Certainty versus provisionalism
Kepastian dikomunikasikan melalui bahasa yang absolute dan dogmatic. Hal ini menyarankan bahwa disana ada satu dan hanya satu jawaban, point of view yang valid, atau course of action yang beralasan. Oleh karena kepastian berdasarkan hal yang benar maka hal ini menutup kemungkinan pembicaraan yang lebih jauh. Contohnya,” kamu tidak dapat mengubah pendapatku”. Komentar ini melukiskan certainty dan keengganan untuk meneruskan interaksi lain dengan orang lain. Hal lain dari certainty communication adalah ethnocentrism, adalah asumsi tentang budaya kita dan norma-norma yangada dalam budaya kta merupakan satu-satunya hal yang benar.
Provisionalism adalah berkomunikasi secara terbuka pada point of view yang lainnya. Ketika kita berbicara secara sementara/untuk sementara waktu, kita menyarankan bahwa kita mempunyai sudut pandang namun pendapat kita tidak tertutup. Kita memberikan sinyal bahwa kita ingin mempertimbangkan pendapat/alternative lain dan hal ini mendorong oang lain untuk menyuarakan pendapat mereka. Contohnya; “kemungkinan besar apa yang akan aku lakukan dalam masalah ini…”. Tentaviness menandakan bahwa mungkin saja ada hal lain yang lebih beralasan dan open mind-yang mengundang terjadinya komunikasi yang berkelanjutan.
- Strategy versus spontaneity
Sebagian besar dari kita akan berhati-hati ketika kita berpikir bahwa orang lain akan memanipulasi kita. Contohnya,” ingat bahwa aku telah membantumu pada ulangan fisika minggu lalu? Dengan adanya pembukaan seperti ini, maka kita dapat mencium adanya perangkap, dan kita menjadi defensive. Secara nonverbal maka kita akan mengirimkan strategi, seperti terdiam sejenak sebelum menjawab atau menolak.
Spontaneity adalah strategi untuk menyerang balik. Komunikasi ini terbuka, jujur, dan tanpa perencanaan. Contohnya,” maukah kau membantuku?” komunikasi ini cenderung asli dan tidak dibuat-buat.
- Control versus problem orientation
Seperti halnya strategi, komunikasi control berupaya untuk memanipulasi orang. Akan tetapi hal ini cenderung relative jelas dan seakan-akan mengandung niat jahat. Hal yang sering terjadi dalam hal ini adalakh ketika sesorang mendesak bahwa solusinya adalah yang paling benar dan harus menang. Defensive terjadi karena adanya pengartian bahwa seseorang menggunakan control pikirannya bahwa dia mempunyai mempunyai kekuasaan yang lebih, hak, dan kecerdasan yang lebih dibandingkan yang lainnya. Contohnya,”aku lebih suka Honda daripada mobil Ford yang kamu inginkan, dan ini adalah uangku-jadi terserah aku”.
Problem-oriented communication tidak memaksakan control pikiran. Daripada memaksakan kehendak, komunikasi ini lebih menawarkan pada solusi akan perbedaan pendapat. Contoh,” dalam hal ini kita berbeda pendapat tentang rencana liburan kita-lebih baik kita berdiskusi untk hal ini.” Manfaat dari komunikasi ini adalah lebih mengutamakan makna hubungan daripada tujuan individu yang berbeda dengan control.
- Neutrality versus emphaty
Orang cenderung menjadi defensive ketika orang lain bersikap netral saja/tidak menghiraukan. Adalah sangat wajar jika kita merasa tidak nyaman jika kita bercakap-cakap dengan orang yang dingin dan tidak ramah, apalagi jika kita sedang berbicara tentang masalah personal. Defensiveness kaang terjadi ketika orang yang diajak berbicara menarik diri dan tidak ramah. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya penghargaan dan peduli terhadap yang lainnya.
Empathy adalah sikap yang menghargai dan memperhatikan perasaan serta pendpat orang lain. Empathy tidak berarti harus diungkapkan denga persetujuan, tetapi, menyampaikan penerimaan terhadap orang lain dan menghormati pandangan mereka. Apalagi jika kiita tidak sependapat dengan pernyataan mereka, sangat penting sekali untuk berkomunikasi bahwa kita juga menghargai mereka.
- Superiority versus equality
Pasangan paling akhir dalam behavior affecting climate sangat berhubungan dengan tingkat hubungan dalam pemaknaan. contoh dari superiority adalah, “aku lebih baik darimu”. Adalah sangat dapat dimengerti jika kita tidak nyaman jika berbicara dengan orang bersikap seolah-olah dia sendiri yang paling bisa dalam hal apapun. Sehingga, pada akhirnya kita menjaga hati-hati harga diri kita terhadap orang yang sekiranya menganggap kecil arti kehadiran kita.
Sebaliknya, orang yang berkomunikasi dengan equality akan menyebabkan orang lain yang diajak berbicara merasa nyaman dan rileks. Dalam tingkat hubungan dalam pemaknaan, dengan bersikap equality maka menandakan bahwa kita menghargai dan menghormati mereka. Kita dapat terus mempunyai pendapat yang berbeda dengan mereka-tapi kita tetap menunjukkan bahwa kita menghargai pendapat mereka juga.
GUIDELINES FOR CREATING AND SUSTAINING HEALTHY CLIMATE
- Actively use communication to shape climate
Menggunakan aspek dalam komunikasi yang telah dijelaskan di atas untuk menyelesaikan masalah yang ada, seperti problem orientation dan tentavieness. Terkadang kita juga dapat menggunakan dialectical language untuk mengkomunikasikan diri.
- Accept and confirm other
Konfirmasi merupakan factor yang penting dalam komunikasi-dengan adanya konfirmasi maka seseorang akan merasa dihargai-sehingga dapat memebrikan self disclosure yang tinggi.
- Affirm and assert yourself
- Self-disclosure when appropriate
- Respect diversity in relationships
- Respond to other’s criticism constructively